Membahas mengenai kinerja investasi Reksa Dana, ada banyak faktor yang bisa mempengaruhinya, salah satunya ialah kebijakan suku bunga. Sebagai investor tentu Anda sering dengar mengenai kebijakan suku bunga baik suku bunga bank sentral di Amerika Serikat (AS) maupun suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Lalu sebenarnya apa dampak kebijakan suku bunga terhadap kinerja Reksa Dana?

Suku bunga sendiri merupakan salah satu kebijakan moneter yang pelaksanaannya dilakukan oleh bank sentral di seluruh dunia. Suku bunga ini merupakan acuan yang digunakan oleh bank sentral yang juga bisa digunakan untuk melihat kondisi ekonomi masyarakat.

Ketika ekonomi sedang mengalami perlambatan atau bahkan resesi, bank sentral akan menurunkan tingkat suku bunga agar ekonomi bergeliat kembali. Harapannya, bunga kredit ikut turun, sehingga memudahkan pengusaha mengajukan kredit dan berekspansi, untuk menumbuhkan perekonomian.

Begitu juga sebaliknya. Ketika ekonomi sedang mengalami pertumbuhan pesat yang dapat menyebabkan inflasi terlalu tinggi, maka bank sentral akan melakukan kebijakan menaikkan suku bunga yang akan meningkatkan bunga kredit. Harapannya, kegiatan ekspansi pengusaha tidak terlalu agresif sehingga inflasi bisa ditekan dan dikendalikan.

Jadi secara sederhana, ketika kondisi ekonomi sedang kurang baik, maka suku bunga berpotensi diturunkan dan ketika kondisi ekonomi terlalu baik, maka suku bunga akan berpotensi dinaikkan. Tentu, ada kemungkinan juga suku bunga tidak berubah apabila dirasa sudah sesuai dengan kondisi perekonomian yang ada.

Dampak Suku Bunga Terhadap Kinerja Reksa Dana

Lalu apa dampak signifikan suku bunga terhadap kinerja investasi Reksa Dana?

Naik dan turunnya suku bunga teryata sedikit banyak juga berdampak terhadap harga saham dan obligasi yang menjadi portofolio investasi Reksa Dana. Untuk obligasi sendiri, teori yang berlaku ialah jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun. Begitu juga sebaliknya, jika suku bunga diturunkan maka harga obligasi akan meningkat

Dengan demikian, ketika bank sentral menurunkan suku bunga, maka investor yang berinvestasi pada Reksa Dana yang portofolio efeknya sebagian besar adalah obligasi seperti Reksa Dana pendapatan tetap atau Reksa Dana campuran yang berfokus pada obligasi, berpotensi mendapatkan kinerja positif. Begitu pula sebaliknya.

Sedangkan untuk saham, dampak suku bunga biasanya tidak secara langsung dirasakan. Secara teori, penurunan tingkat suku bunga bank sentral akan menyebabkan bunga tabungan dan deposito menjadi tidak menarik dan investor akan mencari alternatif investasi lain dengan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi yaitu pasar modal. Maka secara tidak langsung, akan menyebabkan kenaikan harga saham karena banyaknya permintaan saham dipasar modal. Keadaan ini berpotensi menguntungkan bagi Anda yang memiliki investasi pada Reksa Dana Saham atau Reksa Dana Campuran yang berfokus pada saham karena kinerja Reksa Dana Anda berpotensi meningkat. Begitu pula sebaliknya.

Namun yang harus diketahui oleh investor Reksa Dana bahwa suku bunga bukanlah satu-satunya indikator yang akan mempengaruhi kinerja Reksa Dana. Ada banyak faktor lainnya yang menentukan kinerja Reksa Dana seperti kondisi ekonomi, fundamental, keahlian dalam mengelola portofolio investasi, strategi investasi yang digunakan dan berbagai faktor lainnya baik dari dalam maupun luar negeri.

Sebagai investor Reksa Dana, Anda akan lebih bijak jika berinvestasi pada Reksa Dana sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko yang Anda miliki.

Apalagi jika investasi yang Anda lakukan adalah jangka panjang, fluktuatif harga serta adanya kebijakan-kebijakan tersebut tidak terlalu berpengaruh signifikan pada kinerja investasi Reksa Dana Anda secara keseluruhan.

Semoga bermanfaat.