Memeriksa kesehatan keuangan merupakan bagian penting dalam hal mengelola keuangan. Bahkan, sebelum menentukan target keuangan, kita sudah harus tau bagaimana kesehatan keuangan kita . Namun sayangnya, belum banyak yang tahu dan melakukan ini.
Tujuan mengetahui kesehatan keuangan ialah membantu kita untuk menyusun target keuangan agar bisa berjalan lebih realistis. Memeriksa kesehatan keuangan juga dimaksudkan agar kita bisa mengalokasikan uang ke hal-hal yang menghasilkan keuntungan (produktif) dan membatasi pengeluaran untuk hal konsumtif.
Lalu, bagaimana cara memeriksa kesehatan keuangan ini?
Sebenarnya memeriksa kesehatan keuangan itu mudah dan bisa dilakukan sendiri tanpa harus membutuhkan jasa penasehat keuangan. Kita bisa memeriksa kesehatan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio dalam perencanaan keuangan, diantaranya:
Rasio pertama yang bisa digunakan untuk memeriksa kesehatan keuangan ialah rasio utang. Rasio ini merupakan rasio untuk melihat kemampuan keuangan kita dalam membayar utang.
Pertama, jumlahkan semua beban utang yang harus kita bayar setiap bulan dan totalkan juga jumlah semua pendapatan yang kita peroleh setiap bulan. Kedua, bagilah jumlah beban utang dengan total pendapatan setiap bulan, sehingga kita akan mendapatkan angka rasio utang bulanan. Acuannya, keuangan kita dapat dikatakan sehat jika jumlah hutang tidak melebihi 35% dari pendapatan.
Contohnya jika jumlah beban utang per bulan adalah Rp 2juta dan jumlah pendapatan kita Rp 10juta. Maka angka rasio utang kita sebesar 20% sehingga bisa dikatakan keuangan kita sehat.
Untuk memeriksa kesehatan keuangan, kita juga bisa gunakan Rasio Likuiditas dimana tujuannya untuk mengukur kesiapan keuangan kita menghadapi kondisi darurat yang mengharuskan kita memiliki dana tunai segera. Cara menghitungnya cukup mudah. Pertama, jumlahkan seluruh aset berupa uang tunai yang kita miliki dan aset setara kas seperti tabungan di bank, deposito, emas, obligasi jangka pendek, Reksa Dana pasar uang, dan aset likuid lainnya. Selanjutnya, bagilah dengan jumlah pengeluaran rutin tiap bulan.
Contohnya, jumlah aset likuid yang kita miliki adalah Rp 20juta. Sedangkan total pengeluaran rutin setiap bulan adalah Rp 2,5juta. Maka, rasio likuiditas keuangan kita adalah Rp20juta/Rp2,5juta= 8 bulan.
Artinya, aset likuid yang kita miliki dapat menyokong beban pengeluaran kita selama 8 bulan jika dalam kondisi tidak ada pendapatan. Idealnya, rasio likuiditas minimal 6 bulan bagi yang sudah menikah dan bisa kurang dari itu jika masih lajang.
Untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan, kita juga bisa menggunakan tabungan sebagai indikatornya. Tabungan merupakan alokasi yang penting dan membantu kita dalam mengelola keuangan. Tabungan yang dimaksud bukan Cuma yang ada pada rekening tabungan namun juga termasuk investasi yang membantu dalam mencapai tujuan keuangan.
Cara menghitung rasio tabungan ialah dengan cara membagi jumlah seluruh tabungan tahunan dibagi dengan jumlah pendapatan tahunan. Contohnya, dalam setahun kita dapat mengumpulkan tabungan sebesar Rp 20juta. Sedangkan jumlah pendapatan tahunan kita adalah Rp 100juta. Maka, rasio tabungan kita ialah 20%.
Idealnya, rasio tabungan minimal ialah 10% dari pendapatan dan semakin besar nilai rasionya semakin baik. Jadi, berdasarkan contoh rasio tabungan kita lebih dari 10% dan bisa dikatakan bahwa kondisi keuangan pribadi kita sehat.
Nah, itu dia 3 rasio paling sederhana yang bisa kita gunakan untuk memeriksa kesehatan keuangan pribadi. Dengan mengetahui kesehatan keuangan pribadi maka kita bisa membuat perencanaan keuangan yang lebih baik.
Jadi, sudah sehat belum kondisi keuangan Anda sekarang?
Semoga Bermanfaat