Pandemi covid-19 bukan hanya berdampak pada sektor kesehatan namun juga cukup mempengaruhi kondisi dan situasi global termasuk sektor ekonomi. Hal ini tentu menjadi sentimen negatif bagi dunia investasi karena kondisi perekonomian yang tidak stabil sangat berpengaruh terhadap kinerja investasi.
Reksa Dana menjadi salah satu produk investasi yang juga terkena dampak dari adanya pandemi. Tak bisa dipungkiri, sejak adanya pandemi bursa-bursa saham dunia pun banyak yang mengalami pelemahan dan harga-harga saham anjlok. Kondisi volatile di bursa saham dunia ini juga terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pun juga mengalami pelemahan.
Meskipun terjadi kepanikan di pasar saham, namun nampaknya hal itu tidak terlalu mengkhawatirkan di industri Reksa Dana. Reksa Dana dinilai relatif lebih stabil dalam menghadapi pandemi Covid-19. Terjadinya penurunan NAB Reksa Dana sebenarnya lebih dipengaruhi oleh adanya penarikan dana (redemption) oleh investor. Banyak dari investor mengalihkan dananya dari investasi berisiko ke investasi yang lebih aman. Akibatnya, Reksa Dana berbasis investasi saham dan obligasi mengalami koreksi.
Apabila kita merasa ragu, alih-alih melakukan penarikan dana (redemption), kita dapat mengalihkan sebagian Reksa Dana ke Reksa Dana Pasar Uang, karena pada kondisi pasar finansial yang masih cukup berfluktuasi ini, Reksa Dana Pasar Uang dapat menjadi pilihan investasi bagi investor karena dinilai cukup stabil. Dalam berinvestasi, kita sebagai investor pasti selalu memikirkan berapa besar imbal hasil dan nilai uang yang kita investasikan. Pada situasi pandemi ini, bisa saja terjadi penurunan nilai investasi Reksa Dana yang kita miliki, bahkan ada pula yang nilai investasinya menyusut hingga lebih kecil daripada modal investasi awal. Namun perlu disadari bahwa inilah salah satu risiko dalam berinvestasi. Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai investor dalam menghadapi kondisi seperti ini?
Selain jangan panik, kita juga harus memiliki prinsip untuk tidak impulsif. Benar memang kondisi pasar saham dan obligasi sedang turun, namun jangan melakukan pembelian secara impulsif karena tergiur harga investasi yang murah. Lakukan pembelian secara bertahap sehingga risiko investasi dapat terbagi-bagi.
Tips terakhir adalah hati-hati dan waspada terhadap tawaran investasi bodong. Mengapa? karena saat ini hampir sebagian besar harga di pasar sedang turun, dikhawatirkan terdapat pihak-pihak yang memanfaatkan momen tersebut untuk menawarkan investasi dengan iming-iming imbal hasil yang tinggi.Terutama tawaran investasi seperti ini besar kemungkinan akan ditujukan kepada para investor pemula. Maka dari itu, jangan mudah tergiur dengan return yang tinggi. Sering-seringlah mencari informasi dan pastikan bahwa investasi yang akan kamu beli aman. Setidaknya kita bisa melakukan pengecekan legalitas investasitersebut memiliki izindan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ingat ya bahwa investasi itu apapun jenisnya pasti memiliki risiko, termasuk Reksa Dana. Kondisi ekonomi yang belum stabil bukan menjadi alasan untuk tidak berinvestasi. Kita tetap bisa berinvestasi dengan tips-tips di atas dan memilih Reksa Dana yang kinerja masa lalunya cukup konsisten, sesuai profil risiko, dan tujuan investasi. Selamat berinvestasi!